Gejolak Massa “Indonesia Gelap”, Bakar Foto Prabowo Gibran

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Menyusul daerah-daerah lain yang menggelar aksi demonstrasi “Indonesia Gelap” yang menentang kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat, ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi turut bergerak menyerbu gedung DPRD Kota Malang, Selasa (18/2/2025).
Aksi dimulai dengan long march dari Stadion Gajayana, kemudian bergerak menuju Alun-alun Tugu. Mereka tiba di depan Balai Kota Malang dan gedung DPRD sekitar pukul 12.49 WIB.
Para mahasiswa yang berpakaian serba hitam itu membawa berbagai poster dan spanduk bernada protes dan kritikan. Mulai dari Indonesia Cemas, Efisieshit, Dikasih Makan Siang untuk Dilarang Merasakan Kesejahteraan. Ada juga yang bertuliskan Saatnya Katakan Cukup, Bangun Kekuatan Rakyat, Democracy is Corrupt dan lain sebagainya.
Mereka memulai aksi teatrikal dengan berbaring tengkurap di atas aspal sebagai symbol protes seraya menyanyikan lagu “Tanah Airku” bersama-sama. Aksi teatrikal ini menggambarkan ketidakberdayaan rakyat akibat kebijakan sembrono pemerintah.
Perwakilan massa aksi, Daniel Siagian menyampaikan bahwa aksi ini tidak hanya melibatkan mahasiswa, tetapi juga suporter dan aliansi masyarakat lainnya.

“Fokus utama kami adalah menyoroti beberapa hal terkait 100 hari kerja Prabowo-Gibran. Terutama program Makan Bergizi Gratis (MBG), pemotongan anggaran yang berdampak pada PHK massal, serta tunjangan kinerja,” jelasnya.
Dia juga menambahkan beberapa poin lain yang juga menjadi tuntutan. Termasuk Inpres No 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja negara yang yang mengenyampingkan Pendidikan dan Kesehatan. Para mahasiswa menilai program MBG bukanlah prioritas dan justru merugikan dunia pendidikan.
Selain itu, mereka menyerukan kasus tragedi Kanjuruhan yang tak kunjung selesai, serta mendesak pencabutan Inpres tersebut.
“Selanjutnya, kami mendesak untuk menghapus kebijakan diskriminatif, menolak revisi UU Minerba, memberikan perlindungan dan jaminan bagi pegawai, menangkap dan memiskinkan koruptor, serta menuntut UU perampasan aset dan menghentikan liberalisasi agraria,” ungkap Daniel.
Mulanya unjuk rasa berlangsung damai. Saat orasi, massa juga sempat membakar foto Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Aksi unjuk rasa terus terekskalasi lewat aksi pembakaran ban. Tak lama, massa aksi yang ada di luar gedung merangsek masuk ke dalam gedung DPRD Kota Malang dengan cara merusak gerbang dengan paksa.
Alasan mereka memaksa masuk karena tidak puas terhadap fraksi yang menemui mereka tidak lengkap.
“Hanya ada tujuh fraksi yang datang, dan ini menjadi alasan teman-teman yang tidak mau berkomunikasi jika fraksi itu tidak lengkap,” ungkap Daniel.
Kericuhan sempat terjadi saat aksi melemparkan botol, pot bunga, hingga bongkahan aspal ke dalam gedung, yang membuat suasana semakin memanas.
Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani Sirraduhit sempat menemui para demonstran, namun negosiasi menemui jalan buntu. Mahasiswa bersikeras agar seluruh anggota dewan hadir untuk berdialog secara langsung. Hingga sore, ribuan mahasiswa masih bertahan di depan kantor DPRD, menegaskan bahwa mereka tidak akan mundur sampai tuntutan mereka terpenuhi.
Sementara itu, Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Nanang mengerahkan personel maksimal untuk mengamankan jalannya aksi. Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdianto, menegaskan bahwa aparat kepolisian akan tetap bersiaga guna memastikan situasi tetap kondusif.
Reporter : Dwi Putri, Heri Prasetyo
Editor : Intan Refa