CITY GUIDE FM – Inovasi pengelolaan sampah di Malang Raya masih belum optimal dalam mengurangi masalah sampah yang kian menumpuk. Bahkan pada tahun ini terjadi kenaikan produksi sampah se-Malang Raya yakni mencapai 2.208 ton per hari.
Pada 2021, produksi sampah masih 1.876 ton, kemudian meningkat pada 2022 menjadi 2.005 ton per hari. Produsen teratas adalah Kabupaten Malang, yang kedua Kota Malang lalu Kota Batu.
Permasalahan sampah tersebut memerlukan inovasi pengelolaan sampah yang efektif. Melansir dari berbagai sumber, berikut 3 inovasi yang bisa diterapkan :
Baca juga :
Budidaya Maggot BSF (Black Soldier Flies)
Saat ini di Malang, tersedia banyak bank sampah di mana-mana. Namun, masyarakat hanya bisa menyetorkan sampah anorganik saja. Sedangkan sampah organik tetap terbuang juga, sehingga budidaya maggot adalah solusi yang tepat.
Maggot BSF adalah jenis larva tidak merugikan manusia dan bisa memakan sampah organik. Kotorannya juga bisa menjadi pupuk. Beberapa kota di Indonesia telah menerapkan solusi ini, seperti Surabaya, Boyolali, Depok, dan lain-lainnya.
TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) Listrik Kerakyatan
Inovasi pengelolaan sampah satu ini memiliki konsep pembangkit listrik rasio kecil bertenaga limbah organik untuk masyarakat sekitar. Pemda Klungkung, Bali bekerja sama dengan Indonesia Power dan Sekolah Tinggi Teknik PLN untuk menciptakan ide ini.
Masyarakat akan mengumpulkan sampah organik kemudian membawanya ke TPA. Lalu, TOSS akan mengolahnya menjadi listrik dan pakan ikan untuk jual beli.
Mesin Pirolisis
Sejak 2020, Astra telah mengembangkan mesin yang menyulap sampah plastik menjadi bahan bakar diesel atau solar ini. Pada 2022, 3 daerah binaan Astra berhasil mengubah 2,6 ton plastik menjadi 1.190 diesel dengan mesin pirolisis.
Di NTB terdapat juga mesin pirolisis buatan sendiri yang bisa menghasilkan 600 liter solar yang berasal dari limbah plastik. Bahan baku untuk mesin tersebut berasal dari semua bank sampah di NTB.
Itu dia ketiga inovasi pengelolaan sampah yang bisa ditiru dan diterapkan di Malang Raya.
Penulis : Faydina Rizki (magang)
Editor : Intan Refa