Dosen Peneliti Perlu Tonjolkan Konflik di Masyarakat

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Direktur Pascasarjana Universitas Islam Malang (UNISMA) Prof Dr Mas’ud Said MM PhD kembali meluncurkan buku berjudul “Konflik, Perdamaian, dan Resolusi” di Gedung Pascasarjana UNISMA, pada Minggu (7/9/2025). Secara garis besar Prof Mas’ud menyinggung bagaimana pendidik dalam penelitian disertasi perlu menampilkan konflik yang ada di masyarakat.
“Maka perlu ada pro-kontra dan rekonsiliasi. Dalam internalisasi multikultural kita tidak bisa hanya berbicara baik-baik saja. Ini bukan mencari kesulitan, tetapi dalam multikultural selalu ada konflik,” jelas Guru Besar Ilmu Pemerintahan UNISMA ini.
Pernyataan ini menyoroti bagaimana karakter penelitian doktoral Jurusan PAI Multikultural UNISMA kerap tidak menampilkan konflik. Menurutnya, penelitian doktoral di jurusan Pascasarjana UNISMA lebih dominan membahas pengaruh tokoh agama, khususnya kiai, aplikasi kurikulum, dan sebagainya.
“Bagaimana kiai tidak diterima oleh pengurus yayasan, misalnya. Bagaimana kurikulum tidak berjalan, bagaimana yayasan tidak memahami, bagaimana santrinya bisa menjadi bagian dari aliran keras,” jelasnya.
Said lalu memberikan contoh bagaimana Nabi Muhammad lahir dari masyarakat multikultural yang rawan konflik. Selain itu, Presiden Abdurrahman Wahid juga pertama kali muncul dari suasana konflik di masa pemerintahan Orde Baru.
Maka, dari konflik di tengah masyarakat inilah bagaimana pemikiran dari seorang akademis muncul sebagai solusi atau jalan tengah. Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa membaca secara lebih detail pada buku “Konflik, Perdamaian, dan Resolusi”.
Reporter: Asrur Rodzi
Editor: Intan Refa