CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Cuaca Kota Malang hari itu begitu terik. Sama menyengatnya dengan hari-hari sebelumnya. Menurut BMKG, suhu udara di Kota Malang mencapai 34 derajat Celcius. Walaupun panasnya seakan membakar ubun-ubun, hal itu tidak menghentikan Tony untuk “beraktivitas” di pemberhentian traffic light Masjid Sabilillah, Blimbing. Laki-laki yang sudah berusia setengah abad itu sudah 2 tahun belakangan menjadi pengemis di Kota Malang.
Satu per satu pengendara dia datangi, sambil menengadahkan tangan dengan muka memelas. Begitulah keseharian Tony. Saat berbincang dengan reporter City Guide FM, dia mengaku tidak punya pilihan lain.
“Sudah tidak bisa saya bekerja, selain ngemis seperti ini,” kata Tony saat tengah rehat.
Baca juga :
Tidak hanya di Simpang Sabilillah saja. Tony juga meminta-minta di tempat lain, seperti di Simpang Sulfat maupun di Simpang Ciliwung. Di tempat-tempat itu memang menjadi salah satu titik kepadatan lalu lintas. Dalam sehari, Tony bisa mengantongi pendapatan dari mengemis antara Rp 50-100 ribu.
“Saya mangkalnya dari jam 6 pagi sampai jam 5 sore. Tidak selalu sih, kalau dapatnya sedikit ya langsung pulang,” kata pengemis yang tinggal di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ini.
Belum pernah terjaring razia
Namun dia bersyukur, selama dua tahun mengemis belum pernah terjaring razia Satpol PP Kota Malang. Sementara tidak jauh dari situ, di traffic light sekitar MCC di Jalan Ahmad Yani, juga ada Bejo. Sama seperti Tony, dia juga tidak punya pilihan lain untuk mendapatkan uang selain mengemis.
Dulunya, laki-laki berusia 55 tahun ini pernah bekerja sebagai pengepul rongsokan dengan becaknya. Akan tetapi, sejak dia sakit-sakitan dan membuatnya lumpuh, Bejo terpaksa mengemis.
“Saya ngekos dan punya istri. Tapi kerjanya istri ndak mesti juga Mas. Kadang dapat panggilan jadi pembantu rumah, itu dapat Rp 50-100 ribu,” jelas Bejo.
Sejak mangkal pukul 12.00 WIB sampai 18.00 WIB, Bejo biasanya bisa mengantongi uang mulai Rp 30-100 ribu. Pria asli Kelurahan Gadang itu juga bercerita bahwa pernah dipalak preman. Kejadiannya beberapa waktu yang lalu, ketika dia selesai mengantongi uang sebesar Rp 60 ribu, sekelompok preman mendatanginya. Lalu merampas uang hasil mengemisnya itu.
“Itu berlangsung selama 3 hari. Tapi saat ini Insya Allah sudah tidak ada,” ungkapnya.
Bejo juga bersyukur selama 5 tahun mengemis, dia belum pernah terjaring razia Satpol PP.
Editor : Intan Refa