NewsPemerintahan

CELIOS Rilis 10 Pejabat Berkinerja Buruk, Bahlil Lahadalia Teratas

Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming dalam rapat Dewan Pertahanan Nasional. (x.com/prabowo)
Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming dalam rapat Dewan Pertahanan Nasional. (x.com/prabowo)

CITY GUIDE FM – Melalui laman resminya, Center of Economic and Law Studies (CELIOS) baru saja merilis Evaluasi Kinerja Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran pada Minggu (19/10/2025). Salah satunya adalah daftar pejabat berkinerja buruk yang kerap menuai kontroversi.

Evaluasi ini berdasarkan pada hasil survei terhadap 1.338 responden seluruh Indonesia, termasuk jurnalis. Hasilnya rapor merah hampir ada di semua sektor. Berikut adalah 10 teratas pejabat berkinerja buruk di Kabinet Merah Putih:

  1. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (skor -151)
  2. Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana (skor -81)
  3. Menteri HAM Natalius Pigai (skor -79)
  4. Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni (skor -56)
  5. Menteri Kebudayaan Fadli Zon (skor -36)
  6. Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana (skor -34)
  7. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (skor -22)
  8. Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko (skor -14)
  9. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto (skor -10)
  10. Menteri Agraria dan Tata Ruang Nusron Wahid (skor -7)

Menurut para ahli, Bahlil mendapatkan penilaian sangat rendah seiring dengan kebijakan energinya yang kerap mendapat kritikan keras dari publik. Kalangan masyarakat umum pun menilai bahwa kebijakan sektor energi masih penuh dengan konflik kepentingan dan minim terobosan.

Selanjutnya, Dadan Hindayana yang mendapat nilai rendah diduga akibat kacaunya pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan lonjakan kasus keracunan. Begitu pula dengan Natalius Pigai, para ahli maupun masyarakat umum menilai ia belum mampu menyelesaikan kasus HAM berat. Serta penegakan HAM yang tidak mengalami kemajuan.

Melihat rendahnya kepuasan publik ini, CELIOS merekomendasikan reshuffle kabinet sebagai langkah korektif yang tidak bisa ditunda lagi. Publik menilai para pembantu presiden ini tidak hanya gagal bekerja, tapi juga beban politik dan moral Presiden Prabowo.

Ini menunjukkan bahwa masalah pemerintahan bukan hanya pada kebijakan, melainkan juga kualitas orang yang menjalankannya. Jika Presiden Prabowo tidak segera mengganti mereka, pemerintahan akan terus tersandera inkompetensi, konflik kepentingan, dan kegagalan implementasi program prioritas.

Oleh karena itu, CELIOS menilai reshuffle sebagai satu-satunya solusi menyelamatkan pemerintahan dari krisis kepercayaan publik.

Editor: Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button