CITY GUIDE FM – Istilah quarter life crisis atau krisis seperempat abad saat ini sudah tak asing lagi. Istilah tersebut mengartikan ketika seseorang berusia antara 25 hingga 30 tahun, biasanya ia akan merasa tidak memiliki arah, khawatir, bingung dan galau akan ketidakpastian kehidupannya di masa mendatang.
Pada rentang usia itu, seseorang mungkin merasakan serangan emosional yang datang dari dalam dan luar dirinya. Contohnya, ia menjadi cemas, tidak nyaman, kebingungan dengan arah hidup serta putus asa.
Bahkan biasanya ia akan mempertanyakan eksistensinya sebagai seorang manusia dan merasa bahwa dirinya tidak memiliki tujuan hidup. Oleh karenanya, ketika memasuki usia 25-30 tahun, perlu belajar mempersiapkan beberapa cara untuk menghadapinya.
Berikut adalah beberapa cara untuk menghadapi quarter life crisis :
Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain hanya akan membuang waktu dan membuat diri kamu semakin khawatir. Daripada memikirkan kehidupan orang lain, lebih baik mencari tahu tentang apa yang kamu inginkan dalam hidup.
Tanamkan dalam pikiranmu bahwa jawabannya tak mungkin ada sekarang namun nanti. Oleh sebab itu, saat ini berfokuslah melewati hari demi hari dan jalani dengan sebaik mungkin. Dengan begitu, mungkin kamu dapat mengetahui keinginan dan tujuan hidup.
Belajar Mencintai Diri Sendiri
Saat melewati fase ini, kamu perlu belajar untuk menghargai dan mencintai diri sendiri agar dapat mencapai tujuan hidup. Itu sebabnya, mulailah memperhatikan apa yang kamu suka, apa yang membuatmu nyaman dan apa yang ingin kamu lakukan. Kemudian wujudkan itu semua satu per satu mulai dari yang terkecil.
Carilah Support System
Carilah support system seperti orang-orang yang dapat mendukung impian dan cita-citamu. Lakukanlah dengan cara mencari orang-orang dengan minat yang sama atau orang yang dapat menginspirasimu. Dengan lingkup seperti ini, dapat membuatmu tidak merasa sendiri dalam menjalani hidup dan dapat membuatmu menjadi seseorang yang lebih baik.
Penulis : Dilla Dyneta Dwicahyani (Magang)
Editor : Intan Refa
