CITY GUIDE FM – Terkadang secara tidak sadar, kita menghentakkan atau mengayunkan kaki terus menerus saat duduk. Jika kamu mengira hal tersebut biasa dan hanya dorongan dari dalam tubuh, kamu salah. Untuk mengenalinya, berikut 5 penyebab kamu suka menggoyangkan kaki, melansir berbagai sumber :
Sindrom Kaki Gelisah
Merupakan gangguan sistem saraf yang menimbulkan sensasi tidak nyaman pada kaki, seperti tertarik, gatal, geli, atau merinding. Sehingga penderita terdorong untuk menggoyangkan kakinya agar sensasi tersebut hilang. Untuk mengatasinya, penderita bisa melakukan perawatan seperti pijat kaki dan mengubah pola hidup menjadi sehat.
Kecemasan
Menurut ahli, mayoritas penyebab suka menggoyangkan kaki pada anak muda adalah kecemasan. Kecemasan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung, sehingga muncul dorongan untuk bergerak. Untuk mengurangi cemas, kamu bisa beristirahat sebentar atau melakukan meditasi agar rileks.
Baca juga :
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
ADHD adalah gangguan mental berupa hiperaktif, sulit fokus, dan impulsif. Ketika diam, seseorang dengan ADHD cenderung mencari cara agar tetap bergerak, seperti menggerakkan kakinya.
Selain itu, ADHD juga menyebabkan seseorang sulit menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas. Tetapi, untuk mendiagnosa gangguan ini, kamu perlu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater agar mendapat hasil yang terjamin.
Mengonsumsi Analeptik
Analeptik merupakan suatu stimulan, yakni obat yang membuat badan aktif dan merasa memiliki energi tak terbatas. Hal ini terdapat di dalam obat-obatan terlarang, kafein, alkohol dan nikotin.
Salah satu efek dari analeptik adalah menggerakkan kaki secara tidak sadar. Untuk mencegahnya, kamu bisa membatasi konsumsi stimulan dan jangan tergoda obat-obatan terlarang yang menyebabkan kecanduan.
Kebelet Buang Air
Penyebab yang satu ini mungkin yang paling sering kita alami. Ketika ingin buang air baik kecil atau pun besar, terkadang kita merasa gelisah. Terlebih lagi jika ada sesuatu yang harus dikerjakan terlebih dahulu, sehingga kita harus menunda ke toilet.
Penulis : Faydina Rizki (magang)
Editor : Intan Refa