Blues Spirit Sesi 8 : Turun ke Jalan Apakah Baik?
Ini Pesan Untuk Demo Aremania!
Pada Blues Spirit Sesi 8, pekan terakhir oktober ini, kalau saya ditanya, baik apa tidak Aremania turun ke jalan, 1 November atau waktu lain nanti?
Jawab saya, baik. Itu kanal. Dari pada kemarahan dipendam, akan bisa jadi api dalam sekam, yg baranya bisa merembet ke mana-mana. Bisa liar. Lakukanlah.
Demo, turun ke jalan, itu boleh. Ada ketentuannya. Kalau semua ketentuan itu diikuti, apa salahnya?! Pesan saya, sederhana saja. Yang tertib dan sopan.
Karena di situ adabmu diukur. Jaga adab. Karena yang kita lawan adalah kebiadaban menyemprotkan gas air mata yang menewaskan 135 Aremania tak berdosa. Jangan lawan kebiadaban dengan cara biadab.
Tunjukkan, Aremania lebih beradab. Lebih waras. Bisa melakukan sesuatu yang tertib hukum. Supaya yang kita tuju pun, tergerak segera menuntaskan keharusannya.
Yaitu mengusut tuntas, sampai ke akar-akarnya Tragedi Kanjuruhan. Di jalanan nanti, di area demo, rapatkan barisan. Jaga anggota masing-masing kelompok.
Karena, baru saja kita punya pengalaman yang sampai saat ini masih misteri, yaitu siapa dua orang pertama yg lompat pagar, masuk ke tengah lapangan Kanjuruhan waktu itu, sampai kemudian terjadi tragedi memilukan ini?
Jadi, fokus sajalah pada tuntutan. USUT TUNTAS SAMPAI KE AKAR-AKARNYA, DAN YANG TERKAIT DENGAN ITU.
Kalau masih perlu tambahan, gugah tobatnya, supaya bertobat saat ini. Kalau tidak, di sana, kelak, hukumannya dihitung “membunuh satu orang tak berdosa, sama dengan membunuh semua umat manusia.”
Nah, kalau masih kurang lagi, ingatkan bahwa rakyat masih waras. Rakyat bisa bergerak. Supaya mereka tidak mengira, dengan kekuasaannya keadilan rakyat bisa ditentukan berdasar rekayasanya.
Usul saya, rangkul dan sematkan bunga pada polisi baik yang bertugas. Polisi baik masih ada. Masih kita temui yang menangis setiap ditanya Kanjuruhan. Kapolresta pun memintakan maaf, bahkan bersujud, walaupun bukan karena salahnya. Mereka menderita karena ulah oknum rekannya.
Sudah. Fokus itu saja sebagai sumbangsih masukan saya. Tidak usah merembet ke 303. Biarlah itu uang setan dimakan jin. Juga tidak perlu ungkit-ungkit narkoba. Biarlah itu uang Kuntilanak dicolong Tuyul.
Di atas langit, ada langit. Kalau saatnya Tuhan mengabulkan doa, maka, tidak ada yang bisa menghalangi. Mau hancur, dihancurkanlah sehancur-hancurnya. Mau hina, dihinakanlah sehina-hinanya…
Qulillaahumma maalikal-mulki tu`til-mulka man tasyaa’
wa tanzi’ul-mulka mim man tasyaa’
wa tu’izzu man tasyaa’ wa tużillu man tasyaa’,
biyadikal-khaiiru, innaka ‘alaa kulli sy’ai ing qodir.
Imawan Mashuri
Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia.