Blues SpiritNews

Blues Spirit Sesi 69 : Menjahit Merah Putih dan Bikin Batu Berkelas Dunia

Blues Spirit Sesi 69 : Menjahit Merah Putih dan Bikin Batu Berkelas Dunia

Sesi ini mestinya kita lanjutkan, bagaimana detail menjahit atau merajut kembali Merah Putih. Dalam bentuk riil Merah Putih yang dijahit oleh tokoh se-Indonesia dari Sabang sampai Merauke, sebagaimana kita bahas pada Blues Spirit Sesi 68 lalu.

Bagaimana kainnya, berapa jumlahnya, ukuran-ukurannya, untuk apa saja, bagaimana menjahitnya, bagaimana upacaranya, kelilingnya, doa-doanya, ikrarnya dan seterusnya. Detail ini sebenarnya sudah masuk teknis. Itu bisa dilakukan kelak, setelah gagasan ini diterima, dipahami maknanya, dimengerti filosofinya, jelas manfaatnya, dan sudah ada yang ditugasi siapa pelaksananya.

Pada sesi 69 ini ada baiknya kita kembali ke Malang Raya saja dulu, menguatkan sikap untuk pelaksanaan Pilkada yang tinggal beberapa hari ini. Kita semua sudah tahu, siapa saja para cakada yang sedang berlaga.

Di manapun, mereka semua, cakada itu sudah menawarkan visi misinya. Lalu kita sekarang sedang menimbang-nimbang visi misinya, rekam jejaknya dan seterusnya untuk menentukan pilihan.

Ada soal, kita sudah cagubnya, cabupnya, cawalinya tapi tidak suka wakilnya, atau sebaliknya. Suka rekam jejaknya, tidak suka visi misinya dan seterusnya.

Soal visi misi ini ada hal mendasar. Hampir semua kandidat menawarkan visi misi itu. Mereka berpikir dan kira-kira sendiri seolah itu keinginan rakyat. Visi misi itu lalu disodorkan. Rakyat yang memilih.

Bukan rakyat yang berkeinginan, kandidat yang janji akan mengerjakan. Padahal sesungguhnya yang seperti ini kan yang namanya kedaulatan rakyat?

Rakyat yang punya mau. Murni dari rakyat, bukan dari partai. Persoalannya memang tidak muncul dari keinginan rakyat yang jelas, utuh, hasil diskusi, rembuk yang lalu diajukan oleh perwakilannya.

Karena mekanisme seperti itu memang tidak ada. Apalagi tidak ada perwakilan yang jelas, yang benar-benar wakil rakyat, bukan wakil partai.

Mari kita exercise, Kota Wisata Batu misalnya. Ada keinginan warga Kota Batu untuk Bikin Batu Berkelas Dunia, B3D. Saya tangkap keinginan itu ketika saya ikut aktif dalam berbagai kegiatan dan diskusi di Among Tani Foundation dulu.

Keinginan itu obyektif dan realistis sebagai peningkatan Kota Wisata Batu Berkelas Dunia yang telah jadi destinasi wisata nasional, dan posisi Kota Batu sebagai magnet besar bagi siklus peningkatan ekonomi Malan Raya.

Tapi B3D, Bikin Batu Berkelas Dunia itu tidak kita temukan dalam visi misi tiga paslon cakada di Kota Wisata Batu. Untuk itu, kita tantang tiga pasangan kandidat yang ada itu, berani tidak deklarasi Bikin Batu Berkelas Dunia, B3D?

Radio kita ini –City Guide 911 FM– ulang tahun ke 7 pada November ini. Dan ultahnya itu didedikasikan untuk Kota Wisata Batu dilaksanakan di Hotel Aston Inn Batu.

Dalam rangkaian itu, berani tidak tiga cakada itu deklarasi, siapapun yang menang siap melaksanakan, Bikin Batu Berkelas Dunia (B3D)?

Bagaimana B3D itu, gampang. Sudah sering kita angkat dalam berbagai bahasan. Demikian pun untuk Kota dan Kabupaten Malang. Rakyat perlu rembuk, ingin apa dan para kandidat itu minta untuk berjanji akan melaksanakan. Suruh deklarasi juga.

Sebaiknya keinginan rakyat seperti ini perlu ada di seluruh daerah di Indonesia dan cakada wajib mendeklarasikan sebagai janji untuk dilaksanakan. Kalau perlu tandatangan di notaris. Supaya mereka tidak sok tahu, seolah-olah visi misi itu keinginan murni rakyat.

Imawan Mashuri

Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio


x