Blues SpiritNews

Blues Spirit Sesi 65 : Janji Plus Rekam Jejak

Blues Spirit Sesi 65 : Janji Plus Rekam Jejak

Kita semua -di seluruh daerah- tidak terkecuali Malang Raya segera akan dibanjiri janji-janji oleh para cakada, calon kepala daerah dengan tim pemenangannya.

Karena tanggal 22 September nanti, seluruh cakada itu resmi ditetapkan. Setelah itu, mereka akan berusaha habis-habisan untuk bisa menang dalam kontestasi itu.

Dengan berbagai cara. Janji-janji, merayu.

Ada yang menyuap, mengintimidasi, memanipulasi, menghasut sampai membeli suara.

Kenyataan ini sudah kita alami dalam pemilihan-pemilihan, bernama Pileg, Pilpres dan Pilkada.

Mulanya, kita euforia oleh Reformasi 1998. ‘Orde Baru berhasil tumbang’.

Lantas demi demokrasi lebih baik, mengira UUD harus diaktualkan. Direlevankan.

Maka UUD itu diamandemen, sampai 4 kali. Terakhir tahun 2002.

Bahwa demokrasi itu adalah one man one vote. Maka pemilihan menjadi langsung begini ini.

Dimulai tahun 2004, terus berjalan sampai 2024 ini. Atau telah lima kali melakukan pemilihan. Sampai pada pemilihan kepala daerah yang diserentakkan pertama kali pada 27 November nanti itu.

Pilkada serentak ini diikuti oleh 37 provinsi. Kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta yang gubernurnya akan selalu Raja Hamengku Buwono dan wakilnya selalu Adipati Paku Alam. Adapun kabupaten/kota diikuti sebanyak 508.

Tidak termasuk 5 kota di dalam DKI Jakarta (Jakarta Utara, Barat, Timur, Selatan dan Jakarta Pusat), serta 1 kabupaten di DKI Jakarta yaitu Kepulauan Seribu. Karena daerah kota ini adalah daerah administratif di bawah gubernur. Bukan daerah otonomi.

Sampai pada lima kali ini, atau lima putaran suksesi untuk pemimpin-pemimpin negara, pusat sampai daerah, legislatif maupun eksekutif, kalau kenyataannya begitu. Kalau melakukan janji-janji dianggap tidak cukup, mereka merayu dengan segala cara.

Menghasut, mengintimidasi, memanipulasi, menyuap sampai membeli suara. Lalu kalau jadi, korupsi. Itu nyata, walau tidak semua. Siklus itu masih berpeluang terjadi.

Mengubahnya? Tidak bisa hanya kita serahkan kepada partai, kepada para anggota dewan dan para eksekutif. Apalagi kalau mereka telah merasa nyaman, karena bisa bermain mata dengan cukong-cukong.

Kita, rakyat harus aktif mengusahakannya. Caranya, tahan diri, tidak ikut permainan mereka, yang curang dan yang kotor. Kalau kita bersih, kita tidak jadi curang. Maka energi baiklah yang akan berkembang. Dan Insya Allah niat jahat akan berubah menjadi baik.

Kalau misalnya kita tidak mengerti atau tidak cocok dengan calon yang ada ini, pastilah ada yang sedikit lebih baik di antara yang ada itu.

Sandarkan pada Tuhan, mintalah petunjuk-Nya. Agama-agama telah mengajarkan ini. Di sana di hati kita, ada suara kebenaran.

Optimalkan akal pikiran kita untuk menakar visi misi dan janji-janji cakada dan timnya. Kita selalu ingat bahwa visi misi itu adalah imajinasi. Sesuatu yang …. akan.

Akan begini, akan begitu dan akan-akan lainnya. Yang kalau tidak dipenuhi, ternyata tidak masalah.

Tapi visi misi itu tetap penting sebagai orientasi atas cita-cita yang ingin dicapai. Suatu impian yang harus dikejar.

Visi ialah tujuan. Adapun misi adalah apa saja yang dibuat, diangkut maupun diberikan sambil menuju dan mempercepat sampai tujuan.

Tapi sifatnya adalah akan. Untuk percaya bahwa akan itu bisa terlaksana, lihatlah rekam jejaknya. Termasuk keburukan apa yang akan diulangi, lihat juga rekam jejaknya.

Imawan Mashuri

Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio


x