Blues SpiritNews

Blues Spirit Sesi 39 : Post Truth, Manipulatif dan Citra

Blues Spirit Sesi 39

Saya tidak tahu, menamai apa penyampaian saya pada Blues Spirit Sesi 39 ini. Mengajak waspadakah?! Lalu melawan?! Minimal melawan dalam hati, sebagai selemah-lemahnya iman?!

Atau mengajak ikhlas saja atas drama yang hadir mengalir, memenuhi informasi-informasi pada berbagai platform media, terutama medsos, yang menyeret dan memainkan pikiran serta perasaan kita tahun-tahun terakhir ini.

Ada tiga hal drama yang semakin deras mengalir di hadapan kita itu, ialah :

Pertama adalah post truth, yaitu bergesernya dasar dan nilai kebenaran atau kebenaran asli yang hilang. Berubah menjadi kebenaran yang dibuat, lalu dikuatkan dengan persepsi pembenaran dan jadilah itu kebenaran baru, yang sesungguhnya banyak palsunya.

Itu pembenaran, bukan kebenaran. Pembenaran itu terus dimobilisasi dengan persepsi-persepsi, sehingga seolah-olah itulah kebenaran. Itu salah satu alat politik yang mengumbar emosi, tanpa kebijakan, dan terus menerus disuarakan sampai menjadi kebenaran baru.

Hati-hati, informasi yang seperti ini, bisa masuk ke dalam alam bawah sadar kita dan memengaruhi pikiran serta perasaan kita. Post truth itu tadi dikuatkan dengan apa yang kita sebut pada poin kedua ini, ialah kesaksian yang manipulatif.

Semua kesaksian dimanipulasi untuk pembenaran produksi isu itu tadi. Dan yang ketiga ialah pencitraan. Apapun kegiatannya adalah untuk citra dalam rangka mendulang simpati, yang gilirannya nanti akan dipilih dalam kontestasi politik.

Terhadap adanya perbuatan pencitraan ini, masyarakat sebenarnya sangatlah mengerti. Tapi dicampur dengan post truth, menimbulkan kebingungan. Yang benar dikira pencitraan, yang pencitraan, ditopang post truth, menjadi seolah-olah perbuatan tulus sebagai tindakan kebaikan.

Begitulah babakan drama hidup kita yang ada pada era sekarang ini. Tentu kita semua mengerti, kebenaran pasti membawa ketenteraman dan kebaikan.

Adapun pembenaran, akan menimbulkan keguncangan dan kerusakan. Ada nasihat orang tua yang pantas kita jadikan tameng, percayalah pada kebenaran suara hatimu. Ojo kagetan, ojo gumunan, ojo dumeh.

Imawan Mashuri

Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x