Blues Spirit Sesi 37 : Tetap Terbuka, Coblos Caleg
Akhirnya Mahkamah Konstitusi memutuskan pada 15 Juni 2023, menolak gugatan untuk pemilu secara proporsional tertutup. Itu artinya tetap proporsional terbuka, sebagaimana teks awal UU No 7 tahun 2017 tentang Pemilu.
Maka, pada pencoblosan bulan Februari 2024 nanti, yang dicoblos tetap calegnya. Foto orangnya. Tidak harus partainya.
Problemnya, sebenarnya bukan sekadar terbuka atau tertutup. Lebih dari itu, sebagaimana kita bahas pada Blues Spirit Sesi 34 dan 35 lalu ialah bagaimana rekrutmennya? Bagaimana kaderisasi untuk calegnya?
Bahkan untuk kepala negara maupun kepala daerahnya. Bisa tahukah kita, apa persiapannya? Apa bekal yang dimilikinya?! Bagaimana attitude-nya?!
Supaya dalam berkiprah nanti, jujur, mampu manyalurkan dan membela kepentingan rakyat. Punya kapasitas sebagai wakil rakyat, legislatif, dan juga yang eksekutif, kepala negara atau kepala daerah.
Yang mengerti arah tujuan mensejahterakan, memajukan daerahnya yang tidak asal bongkar pasang. Yang tidak dalam dikte atau kooptasi oligarki, yang tidak diarahkan dan tidak menghamba kepada oligarki atau cukong-cukong perusak.
Memang, mengenali kapasitas para calon itu tidaklah gampang. Tidak bisa dalam waktu pendek. Khusus untuk caleg, setidaknya satu tahun, sudah harus fix. Supaya rakyat punya waktu mengenali dengan benar, calon wakilnya.
Ini persoalannya. Apalagi kenyataan dan atmosfir politik masih banyak memamerkan ketimpangan dan korupsi. Sedangkan negara tidak lagi punya GBHN, Garis Besar Haluan Negara. Yang ada, bentuk lain yang masih terus diuji efektifitasnya.
Pemilih sekarang harus benar-benar cermat. Untuk mengurangi bias yang menjerumuskan. Jangan pilih yang hanya populer. Karena popularitas bisa didongkrak oleh lembaga survey yang dibayar.
Warga Malang Raya, terutama kota, sangat berpengalaman bagaimana hampir semua wakilnya di DPR, divonis korupsi. Itu sebabnya, menjadi pemilih, tidak gampang.
Itu kalau benar-benar ingin demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Bukan dari oligarki, oleh partai, untuk oligarki. Karena panca sakti kita mendasarkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Imawan Mashuri
Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia.