Blues SpiritNews

Blues Spirit Sesi 42 : Jangan Lemah, Kita Bangsa Pejuang

Blues Spirit Sesi 42

Hari-hari seputar diproklamasikannya kemerdekaan begini, pada 78 tahun silam, tepatnya tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno jatuh sakit. Tubuhnya panas, badannya menggigil. Itu terjadi sore hari, tanggal 16 Agustus.

Paginya, tgl 16 itu, Bung Karno bersama Bung Hatta diculik oleh Sutan Syahrir dan tujuh pemuda revolusioner lainnya. Dilarikan ke Rengasdengklok. Di sana dipaksa deklarasi Indonesia merdeka, yang juga disebut proklamasi itu.

Bung Karno proklamasi di situ. Ada kibar bendera dan menyanyikan Indonesia Raya juga. Tapi Bung Karno merasa, proklamasi ini tidak kuat. Karena hanya disaksikan oleh tujuh pemuda itu.

Maka diputuskan, balik ke Jakarta, undang semua komponen bangsa dan rakyat, untuk datang di depan rumah Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada esok harinya, yaitu tanggal 17 Agustus.

Simak juga :

Pegangsaan Timur No 56 itu rumahnya Syeikh Faradj bin Marta, pengusaha warga keturunan Yaman yang sangat nasionalis dan mencintai Indonesia, sahabat Bung Karno. Pak Faradj kasih madu Yaman kepada Bung Karno. Dan disuruh istirahat di sana tanggal 16 itu.

Esoknya, Bung Karno sembuh. Segar. Sekitar 500 orang sudah kumpul. Tampak di sana, Suwiryo, Muwardi, Latief Hendraningrat, Suhud, SK Trimurti si pengetik teks proklamasi itu. Dia adalah istri Sayuti Melik dan seterusnya.

Maka berlangsunglah proklamasi itu dengan sempurna. Itulah tanda Bangsa Indonesia memerdekakan diri sendiri, yang lantas diakui oleh Mesir, Palestina dan banyak negara-negara di Timur Tengah. Kuat, terus, hingga saat ini.

Belanda menolak. Dibantu sekutunya. Karena mereka berpegang pada konvensi bangsa-bangsa di Wina, yang memutuskan penjajah yang kalah, negara jajahannya harus kembali kepada penjajah sebelumnya.

Nah, jepang kan kalah. Karena dilawan oleh para pejuang kita yang terus menerus. Puncaknya, pada tanggal 6 dan 9 Agustus, Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh Amerika. Sebagai balas dendam peristiwa kamikaze Pearl Harbour, dalam perang dunia kedua.

Jepang kalah. Kekalahan ini diketahui oleh Sutan Syahrir dkk dari radio gelap dan kabar dari teman-temannya. Tapi Jepang merahasiakan kekalahannya itu. Tanggal 15 Agustus, pihak Jepang memanggil Bung Karno, Bung Hatta dan Radjiman.

Menjanjikan, akan menghadiahi kemerdekaan Indonesia tgl 24 Agustus 45. Itulah sebabnya, Syahrir dkk menemui Bung Karno, Bung Hatta dan Radjiman. Menceritakan semuanya.

Oleh sebab itu, kita harus merdeka, hari ini sekarang juga. Terjadi beda pendapat dan akhirnya diculik itu. Jadi, kita ini merdeka karena perjuangan. Bukan hadiah. Dan merdeka itu kita rebut. Kita perjuangkan.

Belanda tentu saja menolak. Mereka datang lagi lewat Aceh terus ke Jakarta. Belanda berpegang pada konvensi liga bangsa-bangsa di Wina tadi.

Indonesia terus menerus dicoba untuk direbut. Tapi pejuang-pejuang kita melawan, Merdeka atau Mati. Terjadilah banyak pertempuran di mana-mana.

Pertempuran yang besar, 10 November 1945 di Surabaya. Bahkan di Malang, juga terjadi, yang disebut Malang Bumi Hangus, pada 31 Juli tahun 1947.

Seribu bangunan dibakar oleh pejuang kita, supaya tidak jadi sarang Belanda yang datang dibantu oleh sekutu itu.

Begitulah.

Jadi jelas, kita adalah bangsa pejuang. Keturunan para pejuang. Spiritnya, tangguh berjuang. Dasar budayanya gotong royong.

Kini, pada peringatan ke-78 tahun ini, kuatkan spirit itu. Kuatkan gotong-royongnya. Jangan biarkan negeri ini jadi individualis, kapitalis, liberalis. Karena hal itu mencabut akar bangsa yang ditanam oleh para leluhur.

DIRGAHAYU KE 78 NEGERIKU. DARAH KAMI MASIH MERAH PUTIH.

Imawan Mashuri

Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x