Berharap Kota Malang Tanpa Anak Tidak Sekolah (ATS)

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Kepala Bidang Perlindungan Anak dan Perempuan Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang Atiyatul Husna mencatat sejak awal 2025, pihaknya sudah menangani laporan dua anak putus sekolah (APS) di Kelurahan Mergosono. Penyebab kedua anak itu tidak sekolah karena faktor ekonomi dan masalah rumah tangga. Sehingga terjadi penelantaran.
“Satunya masih duduk di bangku SD dan satunya lagi SMP. Kami sudah melakukan berbagai upaya untuk membantu keduanya. Mulai dari program kejar paket untuk melanjutkan pendidikan mereka, hingga pendampingan psikologis untuk membantu mereka menghadapi kondisi saat ini,” kata Husna.
Melihat fenomena ini, Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Malang Suryadi menjelaskan soal Anak Putus Sekolah (APS) maupun Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kota Malang yakni 1.090, datang dari berbagai faktor. Seperti kesadaran pendidikan yang rendah, faktor ekonomi dan masalah sosial.
“Seperti pernikahan dini, kekerasan atau perundungan. Bahkan, faktor anak bekerja dan tidak lagi sekolah menjadi alasan dominan dengan jumlah 452 orang,” kata Suryadi.
Untuk menanggulangi masalah ini, perlu pendekatan holistik yang mencakup bantuan ekonomi, pendidikan inklusif dan kampanye kesadaran pendidikan. Salah satu langkah yang sudah digalakkan yakni gerakan ‘Ayo Kembali Belajar’ yang bertujuan untuk mendorong anak-anak kembali ke sekolah.
Di sisi lain, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Kanjuruhan Malang Cicilia Ika Rahayu Nita menekankan pentingnya pendampingan dari orang tua dalam setiap proses belajar anak. Menurutnya, hal itu akan menjadi pondasi yang kuat bagi masa depan pendidikan anak.
“Salah satu solusi untuk memastikan anak tidak tertinggal dalam pendidikan yakni melalui pendekatan parenting. Dengan menata mindset dan menyadarkan orang tua akan pentingnya pendidikan, sehingga setiap orang tua bisa lebih peduli dan memberikan perhatian pada proses belajar anak,” kata Cicilia. (FARICHA UMAMI)
Editor : Intan Refa