Baru Dilantik Menteri Keuangan Langsung Bikin Blunder, Pakar Komunikasi UB: Megelno!

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Presiden Prabowo Subianto resmi menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani. Sayangnya, baru sesaat dilantik oleh Prabowo, Menteri Keuangan Purbaya langsung mengeluarkan statement blunder terkait tuntutan 17+8 dari masyarakat.
Ringkasnya, Purbaya mengatakan tuntutan itu merupakan suara sebagian kecil rakyat yang merasa hidupnya terganggu dan kekurangan.
“Once saya ciptakan pertumbuhan ekonomi 6 persen, 7 persen, itu akan hilang dengan otomatis. Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan mendemo,” kata Purbawa di hadapan awak media.
Banyak yang menilai, lagi dan lagi menteri pemerintahan Prabowo menunjukkan rasa jumawa dan nirempati pada masyarakat. Pakar Manajemen Isu dan Krisis Komunikasi Universitas Brawijaya Maulina Pia Wulandari menyebut tindakan Menkeu yang baru ini megelno (menyebalkan).
“Megelno, megelno, megelno. Ya, saya mengidentifikasi ada 3 kesalahan krusial. Pertama adalah meremehkan isu publik dan demonstrasi. Kala dia mengatakan sebagian ‘kecil’ rakyat kita dan menggunakan kata-kata hidupnya masih kurang, serta kalau pertumbuhan ekonominya 6-7 persen mereka sibuk cari kerja daripada demo. Yang fatal adalah dia menyederhanakan masalah yang sangat kompleks,” terangnya.
Berbagai masalah kompleks itu meliputi keadilan sosial, transparansi, ketidakpercayaan publik terhadap kebijakan pemerintah. Sayangnya, Purbaya hanya melihatnya sebagai isu ekonomi saja, padahal lebih dari itu.
“Yang ini menunjukkan bahwa orang ini tidak punya empati dan tidak memahami aspirasi rakyat yang sedang berkembang itu seperti apa,” lanjutnya.
Kedua, kembali Pia menyoroti gaya komunikasi yang kurang tepat, ala-ala koboi yang terlalu percaya diri. Bahkan, dia sempat overconfident yang menyebut bahwa pelemahan pasar saham pasca pelantikan karena pasar belum mengenalnya
“Dia seharusnya paham ketika paham bereaksi negatif artinya dia belum memiliki kredibilitas di situ,” kata Pia.
Apalagi menurutnya, Purbaya ini cenderung defensif dan tidak profesional ketika menyebut dirinya sendiri sebagai Menteri Kagetan. Alih-alih memberi pernyataan yang menenangkan, dia malah menyalahkan media massa.
Lalu ketiga, gaya bahasa yang tidak mencerminkan posisi strategisnya. Pia melihat caranya memperkenalkan diri sebagai ekonom dan seterusnya pasca pelantikan agak kurang tepat. Menurutnya, dia seharusnya membicarakan data, rencana dan strategi kebijakan untuk mengatasi masalah krusial saat ini. Bukannya malah membicarakan pengalaman pribadi.
Sekalipun pada akhirnya Menteri Keuangan Purbaya meminta maaf atas pernyataan blunder itu, akan tetapi secuil kalimat itu mampu berdampak pada kepercayaan pasar. Hal ini terbukti dari menurunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang menunjukkan bahwa pasar tidak percaya pada Menkeu yang baru ini.
Ia khawatir jika ini terus berlanjut, ketidakpercayaan publik dan pasar terhadap iklim investasi dan politik di Indonesia.