Awas Tren Sayat Tangan Viral Gampang Ditiru Anak
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Belakangan ini muncul tren sayat tangan yang menjadi viral di media sosial. Kemudahan akses media sosial membuat tren ini cepat menyebar dan ditiru oleh anak-anak. Tentu ini harus menjadi perhatian bagi semua pihak, terutama pendidik.
Dalam Idjen Talk bertajuk “Awas Tren Gampang Ditiru Anak”, Ketua Dewan Pendidikan Kota Malang Nur Fajar menegaskan bahwa peranan guru itu luas. Bukan hanya mengajarkan mata pelajaran pada muridnya, tapi juga memberikan nilai karakter yang baik.
“Guru juga harus memberikan nilai-nilai keluhuran bangsa, sehingga bisa jadi pagar muridnya. Terutama lebih bijak ketika menggunakan media sosial,” jelas Fajar.
Baca juga :
Dia menambahkan, waktu sekolah anak-anak adalah antara 5 sampai 6 jam. Maka selanjutnya, yang jadi PR selanjutnya adalah peran orang tua untuk mengarahkan anaknya ketika di luar lingkungan sekolah.
Sementara itu, Dosen Fakultas Psikologi UNMER Malang Ratih Agustin Rachmaningrum mengatakan tren sayat tangan itu memang mengikuti konten yang sedang viral. Ibaratnya, anak-anak merasa FOMO alias Fear Of Missing Out atau takut ketinggalan tren yang sedang in.
“Alat untuk menyayat itu adalah berupa alat tes gula darah yang terjual bebas oleh pedagang yang biasanya ada di depan halaman sekolah,” kata Ratih.
Kabid SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Nurul Mardiyanto menyatakan memang perlu penguatan pendidikan karakter sejak TK sampai SMP. Sejauh ini untuk kasus sayat tangan yang seperti di Situbondo tidak sampai terjadi di Kabupaten Malang.
“Untuk antisipasinya, memang dinas pendidikan sudah memberikan pemahaman ke sekolah, utamanya guru guru. Supaya mengimplementasikan pendidikan karakter,” jelas Nurul. (WL)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :