Idjen Talk

Awal Musim Hujan Di Malang Diprediksi Tiba Lebih Cepat

Idjen Talk Edisi 22 September 2022

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Awal musim hujan di Malang tahun ini diprediksi datang lebih cepat. Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Satuan Klimatologi Kelas II Malang Ahmad Lutfi memperkirakan itu akan terjadi pada akhir September sampai Oktober.

Hal itu dia katakan dalam talkshow Idjen Talk bertajuk “Bencana Langganan Saat Musim Hujan” bersama dengan dua narasumber lain. Lutfi memperkirakan sebagian Malang dan Batu seperti Ngantang-Pujon, lalu kawasan Poncokusumo, akan mengalami musim hujan di akhir September ini.

Lalu daerah lain kemungkinan akan masuk awal musim hujan pada bulan Oktober. Dia mengingatkan bahwa dari pengalaman sebelumnya awal musim hujan sering menimbulkan cuaca ekstrem.

“Yang perlu kita antisipasi adalah dampak dari cuaca ekstrem itu seperti hujan lebat, angin kencang, angin puting beliung, banjir dan tanah longsor. Karena curah hujan di bulan Oktober dan November diprediksi meningkat cukup signifikan,” terangnya.

Sementara itu Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu Achmad Choirur Rochim mengatakan pihaknya bekerja sama dengan dengan stakeholder terkait dalam upaya pencegahan dan minimalisasi resiko bencana.

Tidak hanya itu, pihaknya juga berkoordinasi soal penetapan fase darurat siaga bencana hidrometeorologi di Kota Batu. Selain mitigasi, pihaknya juga memberikan edukasi masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana.

Kadiv Kesehatan dan Psikologi Pusat Studi Kebumian dan Kebencanaan UB Mukhamad Fathoni mengatakan, Kota batu sebagai hulu selalu ada potensi bencana hidrometeorologi. Penyebabnya adalah kondisi hutan dan sungai yang sudah berubah, serta fungsinya tidak berjalan optimal.

“Banjir sendiri beragam jenisnya, ada banjir yang terjadi di hulu karena luapan, banjir genangan yang tingginya tidak lebih dari 30 cm dan banjir bandang yang parah,” ungkap Fathoni.

Fathoni mengatakan sebenarnya perguruan tinggi sudah memberikan rekomendasi peta dan hasil studi risiko dan potensi bencana. Khususnya di Kota Batu. Akan tetapi kurang ditegakkan oleh pemerintah karena sering terbentur soal citra Kota Batu sebagai Kota Wisata. (Elsa Renika)

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x