CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Sebagai kota dengan mobilitas yang cukup tinggi, sayangnya belum didukung dengan sarana transportasi massal yang proper. Kalaupun ada, hanyalah angkot yang kondisinya juga semakin memprihatinkan di Kota Malang.
Dalam Idjen Talk bertajuk “Angkot Kota Malang, Hidup Susah Mati pun Segan”, Kabid Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Kota Malang Minto Rahardjo berterima kasih kepara supir angkot yang masih beroperasi.
“Karena dari ribuan angkot yang tersebar di Kota Malang, ada 500 angkot yang sudah tidak beroperasi. Kami akan melakukan upaya agar masyarakat bisa kembali menggunakan angkutan umum,” kata Minto.
Baca juga :
Antara lain peraturan tarif yang saat ini masih dalam proses kajian, memperbaiki infrastruktur seperti perbaikan aspal di Terminal Arjosari dan pintu sebelah selatan agar angkot kembali berpusat di terminal.
Sementara itu, Sekretaris Organda Malang R Purwono Tjokro meminta Pemkot dan DPRD Kota Malang lebih serius dalam menangani masalah angkot karena sudah berada di titik jenuh.
“Karena sejak lama, rute sampai tarif tidak ada penyesuaian dalam bentuk perda atau perwali. Sehingga yang terjadi muncul tarif liar dan menimbulkan komplain dari konsumen,” kata Purwono.
Purwono berharap moda transportasi umum ini dapat menjadi solusi kepadatan di Kota Malang. Sehingga mengatasi kemacetan bukan hanya dengan rekayasa lalin atau menambah angkutan umum lain.
Sedangkan menurut Pengamat Transportasi UNMER Malang Zaid Dzulqarnain Zubizaretta, peremajaan beberapa fasilitas angkot memang perlu, selain fasilitas teknis lain. Berkaca dari angkutan online yang banyak promo, angkot juga bisa memberikan hal yang sama.
“Mungkin saat momen tertentu seperti HUT RI, HUT Kota Malang atau HUT Angkutan Kota. Pembiayaannya tergantung dari dinas, atau melalui subsidi maupun program CSR,” jelas Zaid.
Selain itu dari Pemkot bisa membeli layanan dari angkutan umum yang pembeliannya secara bulanan, sebagai gaji tetap supir. (NF)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :
