DKI Jadi DKJ, Ini Alasan 5 Daerah di Indonesia Termasuk Istimewa

CITY GUIDE FM – Indonesia memiliki 5 provinsi yang berstatus daerah khusus atau istimewa. Seperti DKI Jakarta yang akan berubah namanya menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ), karena status ibu kota negara berpindah ke IKN. Melansir berbagai sumber, berikut penjelasan mengenai kelima daerah istimewa itu :
DKI Jakarta
DKI Jakarta menjadi salah satu daerah yang menyandang status otonomi khusus berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam UU tersebut, Jakarta memiliki hak, kewajiban, tugas, dan tanggung jawab terhadap pengelolaan pemerintahan.
DI Yogyakarta
Melalui UU Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta, pemerintah menetapkan Yogyakarta sebagai daerah istimewa. Berbeda dengan wilayah lainnya, pada Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwana sudah pasti menjadi gubernur dan Adipati Paku Alam sebagai wakil gubernur.
Baca juga :
Nanggroe Aceh Darussalam
Sejarah Gerakan Aceh Merdeka (GAM) memberikan pengaruh besar pada status otonomi khusus Aceh. Untuk mengurangi potensi konflik, pemerintah akhirnya memberikan keistimewaan terhadap sejumlah urusan. Salah satunya seperti penyelenggaraan pemerintahan Aceh yang berpedoman pada syariat Islam dan membuat peraturan daerah yang disebut Qanun. Melalui Keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia Nomor 1/MISSI/1959, Aceh menerima status istimewanya.
Papua dan Papua Barat
Pemberian otonomi khusus pada Papua dan Papua Barat merupakan suatu langkah untuk percepatan pembangunan di Papua demi kesejahteraan masyarakat setempat. Hal ini ada dalam UU Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.
Kedua provinsi ini memiliki Majelis Rakyat Papua (MRP) dan Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) sebagai lembaga perwakilan kultural Orang Asli Papua (OAP). Selain itu, dua daerah istimewa Indonesia ini juga menerima dana yang besar untuk pembangunan.
Penulis : Faydina Rizki (magang)
Editor : Intan Refa