Budaya dan PariwisataNews

75 Tahun Persahabatan Indonesia Tiongkok, UM Hadirkan Pameran Seni

Pameran persahabatan Indonesia Tiongkok di Universitas Negeri Malang. (Foto: Heri Prasetyo)
Pameran persahabatan Indonesia Tiongkok di Universitas Negeri Malang. (Foto: Heri Prasetyo)

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Suasana Graha Tumapel hari ini terasa berbeda. Puluhan karya lukis, kaligrafi, dan foto dari Tiongkok menghiasi ruangan, membuka perhelatan Pameran Lukis, Kaligrafi, dan Fotografi Tiongkok–Indonesia yang digelar Universitas Negeri Malang (UM) selama dua hari, 24–25 Oktober 2025.

Pameran ini menjadi momentum penting dalam memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok, sekaligus mengenang 625 tahun perjalanan Laksamana Cheng Ho yang menjadi simbol persahabatan dua bangsa sejak berabad lalu.

Direktur Pusat Bahasa Mandarin UM, Sari Karmina, menjelaskan bahwa pameran kali ini merupakan kolaborasi antara pemerintah Tiongkok dan sembilan Confucius Institute di Indonesia.

“Kegiatan ini tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga memperkuat kerja sama budaya yang sudah terjalin lama. Karya yang ditampilkan datang langsung dari Tiongkok, meliputi sekitar 40 foto dan 40 kaligrafi,” ungkapnya.

Sari menambahkan, foto-foto yang dipamerkan menampilkan momen bersejarah seperti Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 di Bandung, sementara karya kaligrafinya memperlihatkan perkembangan bentuk huruf kanji dari masa ke masa.

“Huruf-huruf itu tidak statis, tapi terus berevolusi. Dari bentuk sederhana menjadi lebih kompleks, menggambarkan perjalanan panjang peradaban Tiongkok,” tuturnya.

Pameran ini juga dihadiri oleh Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, yang menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan acara tersebut.

“Seni adalah jembatan yang menghubungkan dua budaya besar. Melalui karya seperti ini, masyarakat bisa memahami nilai-nilai yang menyatukan Indonesia dan Tiongkok,” ujarnya.

Dengan menampilkan perpaduan antara sejarah dan seni, pameran ini diharapkan menjadi ruang bagi masyarakat untuk melihat bagaimana budaya dan diplomasi dapat saling memperkuat melalui karya visual.

Reporter: Heri Prasetyo

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button