10 Persen Pasutri Jatim Tidak Bisa Punya Anak
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Pasangan suami istri (pasutri) setelah menikah umumnya mendambakan kehadiran momongan. Namun tidak sedikit juga pasutri yang kesulitan memiliki anak. Dalam Idjen Talk bertajuk, “10 Persen Pasutri Jatim Tidak Bisa Punya Anak“, dr Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) RSU Brimedika Malang Dokter Nyoman Luwang menjelaskan, faktor hormonal bisa mengakibatkan sulit hamil. Seperti gaya hidup tidak sehat, seks bebas dan merokok.
“Ketika melakukan seks bebas, maka jamur bisa menjadi faktor sulit hamil. Termasuk merokok, kandungan bahan di dalam rokok itu berbahaya juga,” jelasnya.
Selain itu, obesitas juga bisa mempengaruhi indung telur mengalami PCO, atau kondisi indung telur yang tidak bisa mengalami pembuahan.
“Untuk lebih jelas, pasutri infertil atau tidak, dengan melakukan pengecekan ke dokter harus keduanya, bukan hanya perempuan saja,” ujarnya.
Baca juga :
Bahkan orang yang dikatakan infertilitas juga harus memenuhi beberapa hal dulu. Salah satunya sudah satu tahun lebih belum hamil, harus mengalami pengecekan lebih dahulu.
Kepala Pusat Studi Fakultas Psikologi UNMER Malang Al Thuba Septa Priyangga Sari menjelaskan, kondisi ini seringkali perempuan yang disalahkan. Sehingga menambah stres, dan mempengaruhi hormonal.
“Perempuan memiliki potensi stres yang sangat tinggi daripada laki laki. Maka, support sekitar untuk menjaga tingkatan stress sangat penting, agar berhasil hamil,” ujarnya.
Menurutnya, pasangan suami istri harus cek berdua ke dokter, untuk mendapat perawatan termasuk juga perawatan psikis pasutri. Realitanya, justru lingkungan tidak support. Orang-orang justru menyinggung pasutri.
Sementara itu, salah satu pejuang garis biru Nurul Nina Indasari mengatakan, sudah melakukan beberapa upaya promil.
“Sampai mengikuti komunitas sesama pejuang garis biru. Tapi terhitung setelah 7,5 tahun pernikahan, barulah hamil,” ujarnya.
Inda menambahkan, bahkan pernah pada promil yang kedua hampir berhasil, tapi setelah beberapa bulan janin tidak berkembang. (WL)
Editor : Intan Refa, Kornelia Midun
Simak juga tema Idjen Talk lain :